Senin, 26 Juli 2010

Tugasmu Selesai Ayah!!

Mimpi itu datang lagi,aku tak tahu bahwa itu pertanda buruk. Aku tak berani bercerita kepada siapa-siapa tentang mimpi burukku karena kurasa hanya akan dianggap bualan oleh orang-orang sekitarku,yah mungkin karena aku hanya seorang bocah berumur menuju 6 tahun yang bahkan Taman Kanak-Kanakpun aku belum lulus.

Aku bermimpi yang sama selama beberapa hari belakangan ini, walaupun aku tak pernah ingat awal dari mimpi itu tapi aku ingat akhirnya kalau ayahku pergi bertugas dan kami sekeluarga mengangisi kepergiannya, dalam hati aku bertanya kenapa kami mesti menangis, jika ayah hanya pergi bertugas?.

Hari itu Selasa 19 Mei 1992,sepulang sekolah aku terkejut karena rumahku ramai orang, ketika kutanya pembantuku dia menjawab bahwa ayahku jatuh dikamar mandi dan sudah dibawa kerumah sakit oleh tetanggaku. Aku khawatir tetapi ibuku yang sedang mengandung adiku berhasil membuatku ceria lagi sekaligus mengingatkanku bahwa hari kamis aku ulang tahun, akupun kembali ceria.

Hari Rabu 20 Mei 1992 aku bertanya pada ibuku apakah ayah baik-baik saja, dan ia mengangguk sambil tersenyum menenangkanku.

Hari Kamis 21 Mei 1992 aku memaksa untuk datang kesekolah karena ingin merayakan ulanh tahunku yang ke 6 disekolah, ya biarpun tidak ada perayaan sebenarnya tapi aku cukup senang dinyanyikan lagu ulang tahun oleh teman-temanku, padahal ibu sudah melarangku untuk sekolah karena ingin menjenguk ayah. Sepulangnya kerumah aku dan guru ngajiku menyiapkan nasi kuning untuk dibagikan kepada tetangga sekitar, begitulah kebiasaan dilingkungan kampungku.

Setelah nasi kuning selesai dan sudah dibagikan akupun beristirahat karena hari sudah gelap, akupun tertidur diruang tamu sampai ada yang membangunkanku untuk menyuruhku pindah kekamar. Diperjalananku menuju kamar ibuku datang dan tampak sedih, Ia menangis. Entah benar atau tidak penglihatanku, karena aku tidak sadar sepenuhnya.

Jum'at 22 Mei 1992 pagi hari rumahku sudah ramai, aku tak tahu ada apa bisa ramai begini, semua saudaraku datang dan menyapaku dengan kalimat "Sabar ya kak,mungkin ini takdir orang baik" tentu kalimat itu bukan kalimat yang lazim diutarakan untuk menyapa orang dipagi hari.

Aku bertanya-tanya dalam hati ada apa ini sambil mencari ibuku yg hamil tua mengandung adikku yang bungsu. "Ayah sudah tak ada nak, ayah sudah tak ada......." Sambil terus meneteskan air mata yang seolah sudah tak terbendung lagi. Aku hanya bisa diam dan kemudian pergi mencari saudaraku untuk bermain.

Aku sungguh belum mengerti waktu itu apa arti kehilangan,arti kebahagiaan.dan arti sebuah keluarga, jika ayahku yang pergi di hari ulang tahunnku yang ke 17 tentu aku akan sangat terpukul sekali. Dan aku baru mengerti arti mimpiku yang terjadi berulang kali bahwa memang ayahku akan pergi tugas lagi, yah karena tugasnya didumia telah selesai untuk menyatukan keluarga kami dan membuat ibuku sebagai wanita yang menurutku paling kuat didunia. Love U mom.

Jumat, 23 Juli 2010

Kisah si Rubah yang Ingin Jadi Raja

Rubi rubah tampak kesal sekali setiap melihat Saka singa sang raja hutan memerintah semua makhluk pengisi hutan rimba tempat tinggalnya. Rubi iri dia ingin sekali dapat dihormati dan dapat memerintah seluruh isi hutan atas kemauannya.

Setiap hari Rubi mencari cara agar ia dapat duduk di singgasana sang singa. Rubi pernah mencoba bersama rombongan rubahnya melakukan upaya perebutan kekuasaan, tapi memang Saka singa perkasa tak gentar dan tak berhasil Rubi menurunkannya.

Suatu hari Saka singa jatuh sakit, sakitnya cukup parah sehingga membutuhkan pengganti dia untuk sementara dan akan diadakan pemungutan suara untuk mencari penggantinya. Kabar tersebut sampai ke telinga Rubi rubah, ia tentu gembira sekaligus bingung bagaimana caranya agar ia bisa terpilih menggantikan Saka singa.

Rubi rubah mencari akal bagaimana agar mendapatkan nama baik setelah namanya tercemar akibat ulahnya dulu. Ia memutuskan untuk berpura-pura baik kepada seluruh penduduk hutan sampai masa pemilihan berlangsung.

Hari hari menjelang pemilihan berlangsung diisi Rubi rubah dengan berpura-pura baik kepada seluruh penduduk hutan, ia juga berkata-kata manis dan memberi janji-janji yang tak akan terealisasi, sampai akhirnya penduduk hutan percaya pada omongannya dan memilih Rubi rubah sebagai Raja sementara sampai Saka Singa sembuh dari sakitnya.

Keesokan harinya Rubi rubah mulai menjalankan tugasnya sebagai raja hutan yang baru, keinginannya tercapai, ia mulai memerintahkan seluruh penduduk hutan sesuai keinginannya bukan sesuai kebutuhan rakyatnya. Kekacauan demi kekacauan pun terjadi, janji-janji Rubi rubah pun tak kunjung terealisasi. Ia bingung kenapa hal tersebut bisa terjadi, dia pusing kenapa situasinya sama sekali berbeda pada saat Saka singa berkuasa. Saat Saka singa berkuasa hutan aman dan tentram, tapi kenapa saat Rubi berkuasa semuanya tampak buruk?.

Akhirnya ia minta nasihat Saka singa yang sudah agak membaik.

"Wahai Saka singa, mengapa penduduk hutan menjadi kacau saat aku berkuasa, berbeda sekali dengan waktu kamu berkuasa"tanya Rubi rubah

"Rubi rubah, untuk jadi pemimpin yang hebat itu bukan hal yang mudah, banyak sekali yang harus dipertimbangkan sebelum kita mengeluarkan pendapat, perintah, atau tindakan yang sesuai dengan kebutuhan penduduk bukan kemauan sang pemimpin".

"Dan yang harus diingat adalah tidak semua makhluk menyukai keputusanmu, jadi wajar bila ada yang tidak suka padamu" ujar Saka singa kepada Rubi rubah.


Rubi rubah merenungkan percakapan dengan Saka singa, ia sadar bahwa ia selama ini memerintah hanya semaunya saja bukan berdasarkan kebutuhan penduduk hutan, ia juga berjanji dalam hati akan lebih baik lagi.

Akhir cerita si Rubi rubah berubah lebih baik lagi sampai Saka singa kembali sehat dan siap untuk memerintah hutan. Setelah Saka singa sembuh Rubi rubah diangkat menjadi penasihat kerajaan dan kerajaan hutanpun kembali tentram.